Menjadi Hub Internasional, Bandara Kualanamu Saingi Changi dan KLIA

PEDOMAN.id – Kemitraan strategis PT Angkasa Pura (AP) II dengan GMR Airports Consortium dinilai akan membawa Bandar Udara Internasional Kualanamu mampu menyaingi Singapore Changi Airport dan Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Dengan target menjadi hub internasional, bandara di Sumatera Utara ini diperkirakan memiliki trafik penumpang hingga 54 juta orang pada tahun ke 25 kemitraan, atau setara Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

“GMR Airports adalah sebuah operator yang sudah berpengalaman di dunia, dan tentunya memiliki jaringan untuk mendatangkan trafik baru tersebut,” kata Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, kepada media, Senin (6/12).

Bandara Kualanamu pada saat sebelum pandemi masih didominasi oleh penerbangan domestik sebesar 90 persen. Penerbangan internasional hanya tercatat 10 persen. Jika dibiarkan, bandara yang disebut memiliki posisi strategis untuk menyaingi Changi Airport dan KLIA ini tentu bakal tidak berkembang dan akan tergerus daya saingnya.

“Jadi targetnya adalah mendatangkan trafik international baru sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Selain mendapat keuntungan pengembangan aset dari kerja sama pengelolaan bandara dengan skema Build, Operate & Transfer (BOT), GMR Airports diharapkan bisa mendatangkan trafik penerbangan internasional dari Asia Selatan. Rhenald menyebut trafik yang dimaksud adalah trafik transit.

“(Kalau transit) jelas bisa menguntungkan negara, karena artinya mendatangkan trafik baru, menciptakan pasar, dan mereka tahu bagaimana mempercepatnya,” kata dia.

Asia Selatan sendiri merupakan kawasan paling padat kedua di Asia, setelah Asia Timur (Tiongkok), yang rata-rata merupakan pekerja migran aktif datang dan pergi bekerja ke seluruh penjuru dunia. Termasuk ke Malaysia, Singapura, Australia, dan lain-lain.

Selama ini mereka transit di Singapura dan Malaysia, sehingga menjadikan bandara di kedua negara tersebut sebagai hub internasional dan tersibuk. Khususnya pada waktu di luar jam-jam sibuk, yatu tengah malam jelang dini hari.

Perlu diketahui, GMR Airports Consortium adalah milik GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis, yang dikenal sebagai jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia.

Adapun mengenai kekhawatiran sejumlah pihak soal ada penjualan aset dalam kerja sama pengelolaan bandara dengan skema BOT ini pun langsung ia tampik. Menurutnya, seluruh aset saat ini dan nantinya adalah tetap milik AP II. “Apa yang dimaksud dengan aset? Kalau pengertiannya adalah tanah, bangunan, dan mesin dalam arti tangible asset, maka tidak ada yang dijual,” ujar Rhenald.

Rhenald berpendapat bahwa kemitraan strategis pengelolaan Bandara Kualanamu dengan GMR Airports malah akan menguntungkan AP II. GMR Airports yang sudah berpengalaman akan investasi di Bandara Kualanamu dengan cara memperbesar fasilitas supaya bisa datangkan keuntungan dari trafik. “Dan selama 25 tahun berbagi hasil, lalu semuanya akan diserahkan kembali ke Angkasa Pura II,” katanya. (adm/ndr)