PEDOMAN.id – Pengembangan Bandara Internasional Kualanamu oleh Angkasa Pura II yang bermitra dengan GMR Airports Consortium dengan skema BOT (Build, operate, transfer) akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Sumatera Utara, dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia, Dony Oskaria mengatakan kerja sama ini diharapkan mampu membawa dan menambah trafik penerbangan. Artinya, berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat Sumatera Utara, dan Bangsa Indonesia pada umumnya. Seperti diketahui, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau biasa disingkat menjadi Aviata dan berbisnis dengan merek InJourney, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang pada bulan Oktober 2021 resmi ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk holding BUMN yang bergerak di bidang aviasi dan pariwisata
“Kerja sama ini tentu sudah dipikirkan untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya. Partner yang dipilih ini tentunya kita akan mendapatkan manfaat untuk penambahan trafik. Dengan trafik itu tentu size ekonomi kita akan meningkat, dunia pariwisata di Sumatera Utara juga akan meningkat, dan Kualanamu akan menjadi international hub, itu yang kita harapkan,” ujar Dony kepada wartawan, Jakarta, Selasa (14/12).
Pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan dengan skema BOT berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar US$6 miliar termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp15 triliun. Kedua entitas ini membentuk perusahaan bernama Angkasa Pura Aviasi yang 51% sahamnya dimiliki oleh AP II dan 49% dimiliki GMR Airports Consortium.
“Jadi bandara Kualanamu ini akan semakin menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Utara dan bangsa Indonesia,” ujar Dony.
Selain itu, lanjut Dony, kerja sama ini akan menjadi sharing expertise. Artinya, kemampuan pengelolaan bandara secara lebih baik lagi, dan akan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bandara, menambah pemahaman mengenai sumber-sumber pendapatan baru di luar tradisional income atau di luar pendapatan standar dari pada bandara.
“Oleh karena itu, tentu semuanya sudah dipikirkan, dikaji dengan baik semata-mata untuk kemanfaatan bagi masyarakat Sumatera Utara dan bagi rakyat Indonesia pada umumnya,” tuturnya.
Untuk meningkatkan sektor pariwisata di Sumatera Utara, kata Dony, perlu melihat salah satu destinasi yang menjadi bagian Sumut yaitu Danau Toba yang bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi sumber prioritas. Dampaknya akan ke seluruh masyarakat Sumatera Utara. Dengan dikembangkannya salah satu cara untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata itu adalah membuat airportnya menjadi Hub.
“Nah, dengan kerja sama ini kita harapkan akan banyak trafik yang akan datang. Jadi akan terjadi connectivity, kemudian Kualanamu menjadi international hub, sehingga turisnya akan meningkat, ini tentu akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Sumut ke depannya,” tandasnya.
GMR Airports Consortium merupakan Strategic Investor yang dimiliki oleh GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis, dimana merupakan jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia. Saat ini GMR Airport mengelola New Delhi’s Indira Gandhi International Airport (Best Airport in India and Central Asia by Skytrax 2019-2021), lalu Hyderabad International Airport di India, Bidar Airport di India, Mactan Cebu International Airport di Filipina, serta tengah mengembangkan Goa International Airport di India, Visakhapatnam International Airport di India, dan Crete International Airport di Yunani. (adm/ndr)